Fenomena Ubiquitous Computing Terhadap E-leanrning; Tugas 2
Apa itu Ubiquitous Computing?
Ubiquitous computing (dikenal juga dengan istilah pervasive computing) merupakan generasi ketiga dari perkembangan teknologi komputasi. Dulu, orang-orang menggunakan komputer berukuran besar yang dikenal dengan mainframe; digunakan secara bersama-sama oleh beberapa orang (one computer, many people). Dalam perkembangan selanjutnya,teknologi mainframe digantikan oleh teknologi PC; membuat penggunaan komputer menjadi lebih praktis. Ukuran komputer menjadi lebih kecil, portable, murah & mudah digunakan, serta lebih fungsional dibanding generasi terdahulu. Kemudahan ini menyebakan penggunaan komputer semakin lazim di masyarakat. Apalagi kini teknologi komputer didukung dengan jaringan internet yang membuat komputer menjadi salah satu alat komunikasi favorit di dunia. Istilah ubiquitous sendiri berarti muncul atau terjadi dimana-mana. Istilah ini dikembangkan oleh seorang peneliti di Xerox PARC, Mark Weiser. Menurut Weiser, ubiquitous computing memungkinkan individu memakai berates-ratus device (alat) komputasi wireless dalam berbagai aspek kehidupannya. Ubiquitous computing menekankan pada distribusi komputer ke lingkungan, ketimbang personal (Santrock, 2008). Hal ini menyebabkan penggunaan komputer yang terjadi dengan sendirinya, tanpa perlu kita memikirkannya (natural). Fenomena ubiquitous computing dapat kita lihat di bidang ekonomi bisnis/perbankan, komunikasi, kesehatan, dan banyak lagi.
Lantas apa itu e-learning?
Istilah e-learning sangat populer beberapa tahun belakangan. Huruf e pada kata e-learning berarti elektronik. Sehingga e-learning dapat diartikan sebagai proses pembelajaran dengan menggunakan media atau jasa peralatan elektronik, seperti jasa audio, video, perangkat komputer, ataupun kombinasi dari ketiganya (Munir, 2008). E-learning memungkinkan proses belajar-mengajar terjadi dimana saja dan kapan saja tanpa terbatas ruang dan waktu. Pengajar cukup mengupload materi pelajaran di situs yang tersedia dan pendidik dapat mengaksesnya dimana pun. Meski begitu, perlu diperhatikan bahwa sistem pembelajaran e-learning tidak terfokus pada e-nya, tetapi fokus pada learningnya.
Jadi, apa kaitan ubiquitous computing dengan e-learning?
Fenomena ubiquitous computing tidak dapat diragukan lagi membawa pengaruh besar terhadap pelaksanaan sistem pembelajaran berbasis e-learning. Fenomena ubiquitous computing menunjukkan pada kita bahwa pemanfaatan teknologi telah memasuki sendi-sendi kehidupan setiap individu. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa setiap individu mulai menguasai, bahkan mengikuti perkembangan teknologi. Tentu saja, fenomena ubiquitous computing sejalan dengan proses penerapan sistem pembelajaran e-learning. Sistem pembelajaran e-learning merupakan sistem pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered), dimana peserta didik diharapkan aktif dalam mencari informasi yang berkenaan dengan materi pelajaran. Media pembelajaran e-learninng di sini dikhususkan pada media komputer yang terintegrasi dengan jaringan internet. Penggabungan antara ubiquitous computing dan e-learning menghasilkan fenomena ubiquitous learning, dimana proses pembelajaran dilaksanakan melalui bantuan teknologi komputer dan dapat digunakan dimana saja dan kapan saja; memanfaatkan wireless local area network (WLAN) ataupun modem. Fenomena ubiquitous learning sendiri telah berkembang di negara-negara maju, bahkan beberapa software juga telah dikembangkan untuk mendukung proses pembelajaran, yakni Learning Management System (LSM) yang tidak hanya digunakan oleh anak-anak sekolah tetapi juga mahasiswa. LSM tidak hanya berisi materi-materi pelajaran yang diatur dengan cara standar, tetapi juga berisi modul, kuis, dan bahan diskusi yang diintegrasikan dengan sistem informasi yang tersedia. Dari uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa telah terjadi revolusi besar dalam sistem pendidikan dunia. Meski perkembangannya masih terbatas di negara-negara maju, diharapkan ubiquitous learning juga dapat berkembang di negara-negara berkembang seperti Indonesia, tentunya dengan bantuan teknologi komputasi yang memadai dan sumber daya manusia yang mahir memanfaatkan teknologi.
Referensi:
Munir.2008.Kurikulum Berbasis TIK.Bandung:Penerbit Alfabeta.
Santrock, J.W.2008.Psikologi Pendidikan Edisi Kedua.Jakarta:Kencana Prenada Media Group
Sumber lainnya:
http://elearnmag.org
http://ijg,cgpublishers.com
http://www.shvoong.com
http://www.wikipedia.org